JAKARTA - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol. Agus Suryonugroho, memiliki ambisi besar untuk memperluas jangkauan sistem electronic traffic law enforcement (ETLE) di seluruh Indonesia. Targetnya, pada tahun 2026 mendatang, sebanyak 5.000 unit sistem ETLE telah terpasang dan beroperasi.
Saat ini, baru tercatat 1.263 sistem ETLE yang terpasang di tanah air. “ETLE di republik ini baru 1.263. Saya minta di 2026 itu 5.000 kamera, ” ujar Irjen Pol. Agus Suryonugroho dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Lebih lanjut, Kakorlantas menekankan pergeseran fokus penegakan hukum lalu lintas. Ia menginginkan agar sistem ETLE mendominasi dengan persentase 95 persen, sementara penilangan secara manual hanya menyisakan porsi kecil lima persen. “Gunakan teknologi yang kita punya. Kita punya ETLE statis, kita punya ETLE handheld, mobile onboard, dan kita punya portable. Termasuk kalau tidak salah, sudah ada drone. Tolong nanti dikembangkan, teknologi ini sesuai dengan situasi dan kondisi, ” tegasnya.
Meskipun teknologi menjadi ujung tombak, Irjen Pol. Agus Suryonugroho mengingatkan jajarannya untuk tidak menjadikan penegakan hukum sebagai satu-satunya pilihan. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi prioritas utama. Ia berharap agar pengguna jalan lebih memiliki kesadaran diri dalam berlalu lintas.
“Tidak harus dan tidak bangga kita harus melakukan pendekatan hukum, tetapi kedepankan humanis, edukatif. Jadikan pengguna jalan itu sadar dengan dirinya sendiri. Jadi, dikelola dengan baik, tidak harus dikejar-kejar, situasinya beda, ” tuturnya.
Dalam kesempatan terpisah pada Selasa (21/10/2025), Kakorlantas memberikan apresiasi mendalam terhadap kinerja Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah dalam mengimplementasikan penegakan hukum berbasis digital melalui ETLE. Ia berjanji akan terus memantau dan mengevaluasi efektivitas sistem ETLE dalam penindakan pelanggaran lalu lintas secara elektronik.
Irjen Pol. Agus Suryonugroho juga berpesan kepada seluruh personel polisi lalu lintas (polantas) agar senantiasa menjalin hubungan yang bersahabat dengan masyarakat, khususnya para pengguna jalan. Ia menekankan pentingnya pelayanan yang humanis di era modern ini.
“Program ‘Polantas Menyapa’ saya titip betul. Saya banyak laporan di Jawa Tengah, luar biasa. Jadi, bersahabat dengan komunitas, menyapa dengan para driver, menyapa dengan pengguna jalan lainnya, bahwa polantas itu tidak boleh punya musuh, ” pesannya, menunjukkan komitmennya untuk menciptakan citra polantas yang dekat dan melayani masyarakat. (PERS)