JAKARTA - Performa transaksi keuangan digital di Indonesia menunjukkan geliat yang semakin menguat. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, membeberkan data impresif yang mencerminkan vitalitas ekonomi digital pada triwulan III 2025. Salah satu sorotan utama adalah pertumbuhan pesat volume transaksi ritel yang difasilitasi oleh Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST).
“Volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 1.223, 8 juta atau tumbuh 32, 34 persen year-on-year dengan nilai transaksi menyentuh Rp3.024, 1 triliun pada triwulan III 2025, ” ungkap Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Pertumbuhan ini sungguh luar biasa, menunjukkan bagaimana BI-FAST kian menjadi tulang punggung transaksi harian masyarakat. Tak hanya itu, Perry juga merinci performa Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) untuk transaksi bernilai besar. Sistem ini mencatatkan 2, 76 juta transaksi dengan total nilai mencapai Rp56, 42 kuadriliun pada periode yang sama.
Secara keseluruhan, Perry menyoroti lonjakan tajam dalam pembayaran digital. “Secara keseluruhan, volume transaksi pembayaran digital mencapai 12, 99 miliar transaksi, atau tumbuh 38, 08 persen yoy, seiring dengan perluasan kanal dan penerimaan pembayaran digital di masyarakat, ” jelasnya. Ia menambahkan bahwa aplikasi mobile banking dan internet banking masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 13, 11 persen dan 17, 80 persen yoy.
Namun, bintang dalam ekosistem pembayaran digital kali ini adalah QRIS. Transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melonjak spektakuler hingga 147, 65 persen yoy. Peningkatan luar biasa ini didukung oleh bertambahnya jumlah pengguna serta meluasnya jaringan merchant di berbagai sektor ekonomi. Ini bukti nyata bahwa masyarakat semakin nyaman dan percaya dengan kemudahan bertransaksi melalui QRIS.
Tak hanya transaksi digital, peredaran uang tunai pun turut direspons. Jumlah Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) mengalami kenaikan 13, 49 persen yoy, mencapai Rp1, 2 kuadriliun. Hal ini mencerminkan kesiapan BI dalam memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat.
Perry menekankan bahwa data ini adalah cerminan dari kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital yang terus tumbuh kuat, aman, efisien, dan andal. Keberhasilan ini ditopang oleh infrastruktur yang stabil dan struktur industri yang sehat. “Bank Indonesia berkomitmen terus menjaga ketersediaan uang rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan terpencil, ” tegas Perry Warjiyo, menunjukkan komitmen BI untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. (PERS)