TEKNO - Siapa sangka, di balik gemerlap teknologi Huawei yang kini mendominasi pasar global, berdiri sosok Ren Zhengfei, seorang pria yang memulai perjalanannya dari latar belakang yang tak terduga. Lahir pada 25 Oktober 1944 di tengah kemiskinan Provinsi Guizhou, China, Ren Zhengfei tumbuh dalam keluarga sederhana yang berprofesi sebagai guru sekolah. Masa kecilnya dihabiskan di Zhenning, sebuah kota terpencil yang jauh dari kemajuan teknologi.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya pada tahun 1963, Ren melanjutkan studi di Institut Teknik Sipil dan Arsitektur Chongqing. Ia menekuni bidang teknik sipil, sebuah profesi yang kelak akan ia tinggalkan demi mengejar ambisi yang lebih besar. Pengalaman pahit selama Revolusi Kebudayaan di China pada tahun 1966 turut membentuk karakternya yang tangguh. Ketidakpuasan terhadap pekerjaan dan gejolak sosial mendorongnya untuk bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada usia 30 tahun. Di sana, ia bertugas di divisi Penelitian dan Pengembangan Elektronik dan Komunikasi, sebuah pengalaman yang membukakan matanya terhadap potensi teknologi.
Ren Zhengfei menyadari betul jurang teknologi yang memisahkan China dengan negara-negara Barat. Dorongan untuk mengejar ketertinggalan inilah yang menjadi bahan bakar utama dalam mendirikan Huawei pada tahun 1987. Bermodalkan 5.600 USD dan bersama lima investor lainnya, ia membangun perusahaan ini di sebuah apartemen kecil di Shenzhen. Awalnya, Huawei fokus pada produksi switch telepon, namun dengan cepat merambah ke bisnis ritel dan penyediaan peralatan komunikasi.
Berkat dukungan pemerintah dan strategi bisnis yang cerdik, Huawei berhasil menjadi penyedia telepon rumah di berbagai kota di China. Tak berhenti di situ, mereka juga memperkenalkan teknologi telepon seluler yang kala itu mulai populer di Eropa dan Amerika. Kunci kesuksesan Ren Zhengfei terletak pada kemampuannya untuk menganalisis produk kompetitor, mengidentifikasi kelemahan, dan menemukan cara untuk mengembangkan serta memproduksinya dengan kualitas lebih baik dan biaya lebih rendah. Pendekatan ini, meskipun menuai tuduhan pencurian rahasia dagang, termasuk gugatan dari Cisco pada tahun 2003, terbukti ampuh.
Ren Zhengfei tak pernah berhenti berinovasi. Pada tahun 1990, Huawei mulai mengalokasikan sumber daya besar untuk riset dan pengembangan teknologi, dengan fokus awal pada pasar pedesaan. Ia meyakini bahwa R&D adalah kunci utama perusahaan-perusahaan sukses di Amerika. Kolaborasi dengan raksasa teknologi Amerika seperti IBM dalam pengembangan router dan sistem transmisi optik semakin mempercepat kemajuan Huawei dan membuka pintu ke pasar Eropa. Kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi terkemuka seperti Vodafone dan British Telecoms semakin memperkuat posisi mereka di kancah internasional.
Investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan terus menjadi pilar utama Huawei. Pada tahun 2020 saja, perusahaan ini mengalokasikan 22, 04 miliar USD, atau 15, 9?ri total pendapatan, untuk inovasi. Di bawah kepemimpinan Ren Zhengfei, Huawei berhasil mengukir sejarah, menyingkirkan Apple dan menjadi produsen smartphone terbesar kedua di dunia, tepat di bawah Samsung. Perusahaan ini melaporkan pendapatan 123 miliar dollar AS pada tahun 2019 dan kini beroperasi di 170 negara dengan lebih dari 197.000 karyawan.
Kisah Ren Zhengfei adalah bukti nyata bagaimana visi, ketekunan, dan keberanian untuk berinovasi dapat mengubah sebuah perusahaan kecil menjadi raksasa teknologi global. Huawei tidak hanya mewujudkan tujuan jangka panjang China dalam bertransformasi dari manufaktur murah ke produk berteknologi tinggi, tetapi juga terus memimpin pengembangan teknologi komunikasi masa depan, mulai dari 4G, 5G, hingga riset 6G. Sebagai pendiri Huawei, Ren Zhengfei kini tercatat sebagai salah satu orang terkaya di China dan dunia, dengan kepemilikan saham sekitar 1, 4 persen di perusahaannya dan kekayaan bersih mencapai 1 miliar dollar USD pada tahun 2022. (PERS)

Updates.