Sultan Riau, Raja Terkaya yang Berikan Lebih dari Rp. 1 Triliun untuk Kemerdekaan Indonesia

    Sultan Riau, Raja Terkaya yang Berikan Lebih dari Rp. 1 Triliun untuk Kemerdekaan Indonesia
    Sultan Syarif Kasim II

    TOKOH - Di tengah gelora mempertahankan kemerdekaan, saat bangsa ini berjuang bangkit dari belenggu penjajahan dan ancaman krisis ekonomi, muncul secercah harapan dari tanah Riau. Sosok dermawan luar biasa, Sultan Syarif Kasim II, tampil sebagai pilar kekuatan yang tak ternilai.

    Penguasa Kesultanan Siak ini bukan sembarang raja. Ia dikenal sebagai raja muslim terkaya di Nusantara pada zamannya. Kekayaannya mengalir deras dari berbagai sektor strategis, mulai dari geliat perkebunan dan pertanian yang subur, hingga kemitraan strategis dalam sektor migas dengan raksasa Amerika Serikat, Standard Oil Company of California. Bukti nyata kemakmurannya terlihat saat pada tahun 1930, ia membuka pintu bagi perusahaan AS tersebut untuk mengeksplorasi kekayaan minyak bumi di wilayah kekuasaannya.

    Kemitraan bisnis ini tak pelak membuat pundi-pundi pribadi sang raja kian menggunung. Namun, di balik limpahan harta yang dimilikinya, Sultan Syarif Kasim II memilih jalan yang berbeda. Ia menjalani hidup yang sederhana, dan yang terpenting, mengabdikan seluruh hartanya untuk kemaslahatan rakyatnya. Jauh sebelum Indonesia merdeka, ia telah merintis pembangunan sekolah, menyalurkan beasiswa, dan memastikan setiap anak bangsanya mendapatkan pendidikan yang layak, sebuah visi mulia yang melampaui zamannya.

    Semangat pengabdiannya tak padam bahkan setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, dan pengakuan kedaulatan pada 1949. Kala itu, Indonesia tengah dilanda kekacauan. Roda pemerintahan serasa macet akibat upaya Belanda yang ingin kembali menguasai negeri, sementara rakyat hidup dalam kepungan kesulitan akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi.

    Dalam situasi genting inilah, Sultan Syarif Kasim II mengambil keputusan besar. Ia tak ragu membagikan seluruh hartanya demi meringankan beban bangsa. Pemberiannya bukan ditujukan kepada individu, melainkan langsung kepada pemerintah Indonesia, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat luas.

    Sebuah catatan berharga dalam buku Sultan Syarif Kasim II: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (2004) mengungkap detail pengorbanan luar biasa ini. Ia menyumbangkan berbagai aset berharga, termasuk mahkota emasnya yang megah, pedang kerajaan yang penuh sejarah, sebuah mobil mewah, serta kilogram demi kilogram emas dan berlian murni. Semua itu diserahkan dengan tulus kepada Gubernur Sumatera Tengah di Bukittinggi.

    Tidak hanya itu, rasa simpati dan kepedulian sang raja juga meluas ketika ia menyaksikan kondisi Aceh yang memprihatinkan. Saat berkunjung ke Serambi Mekah, ia berniat membagikan emas dan berlian yang dibawanya kepada masyarakat setempat melalui Gubernur Aceh saat itu, Daud Beureuh. Namun, dengan kearifan yang sama, Daud Beureuh menolak dan mengarahkan agar bantuan tersebut diserahkan kepada pemerintah pusat di Yogyakarta, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

    Mengabulkan permintaan tersebut, Sultan Syarif Kasim II segera bertolak ke Yogyakarta bersama rombongannya, membawa sisa perhiasan emas dan berliannya. Setibanya di Istana Negara, ia menyerahkan seluruh harta pribadinya kepada Presiden Republik Indonesia, sebuah gestur tak ternilai untuk membantu negara dan rakyat di masa-masa sulit.

    Total nilai harta yang ia berikan secara cuma-cuma mencapai 13 juta gulden. Jika dikonversikan dengan nilai mata uang saat ini, jumlah tersebut setara dengan lebih dari Rp 1 triliun. Pemberian harta yang luar biasa ini juga menjadi penegasan dukungan teguh sang penguasa tanah Sumatera Timur terhadap eksistensi Indonesia.

    Bayangkan, dengan kekayaan yang dimilikinya, Kesultanan Siak sebenarnya bisa saja memilih untuk berdiri sebagai negara merdeka, terpisah dari Indonesia. Namun, Sultan Syarif Kasim II memilih jalan yang berbeda, jalan yang penuh pengorbanan dan cinta tanah air. Ia memilih untuk mendukung Indonesia, hingga rela membagi-bagikan miliaran rupiah harta pribadinya demi memastikan rakyatnya tidak hidup dalam penderitaan. (PERS) 

    sultan syarif kasim ii sejarah indonesia kemerdekaan kekayaan raja riau tokoh nasional
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Elon Musk: Dari Afrika Selatan Hingga Planet...

    Artikel Berikutnya

    Dato' Sri Tahir: Dari Surabaya Menuju Puncak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pelayanan Sore Aiptu Ruswin Cegah Kemacetan di Bawah Fly Over Cikampek 
    Bhabinkantibmas dan Babinsa Beri Rasa Nyaman Pembagian Bantuan Pangan di Desa Tirtasari Wilkum Polsek Cikampek 
    Personil Polsek Cikampek Aiptu Nana Pengamanan Penyaluran Bantuan Pangan di Desa Parakanmulya Guna Kelancaran Giat 
    Patroli Malam Minggu Polsek Cikampek Cegah C3 Sasar Jalur Interchange Kalihurip dan Kawasan Indotaisei 
    Cegah C3, Tawuran dan Gank Motor, Patroli Subuh Połsek Cikampek Pantau Jalur Dawuan 

    Ikuti Kami