JAKARTA - Kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) di bawah kepemimpinan Menteri Agus Andrianto menunjukkan grafik yang mengagumkan di tahun 2025, sebuah pencapaian yang bertepatan dengan tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih. Angka fantastis ini tak hanya melampaui ekspektasi, namun juga menjadi bukti nyata keberhasilan implementasi program akselerasi.
Per tanggal 18 Oktober 2025, Direktorat Jenderal Imigrasi berhasil mengukir sejarah dengan menyetorkan Rp8.315.346.605.001 ke kas negara. Sementara itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tak kalah gemilang, menyumbang Rp41.483.456.692. Angka-angka ini sungguh membanggakan, menghadirkan senyum lega di wajah para punggawa Kemenimipas.
“Dalam satu tahun perjalanannya, Kemenimipas terus memperkuat pelaksanaan 13 program akselerasi Menteri Imipas sebagai tindak lanjut nyata atas Astacita Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih, ” ujar Menteri Agus Andrianto dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/10/2025).
Menteri Agus merinci, sektor keimigrasian mencatatkan peningkatan PNBP sebesar 17, 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp7.072.001.651.728. Lebih membanggakan lagi, capaian ini telah melampaui target tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp6.553.686.050.000. Sungguh sebuah lompatan besar yang patut diapresiasi!
Pencapaian sektor pemasyarakatan pun tak kalah spektakuler. Perolehan PNBP dari unit ini bahkan mampu melampaui target sebesar 402 persen, dengan total yang berhasil disumbang ke negara mencapai Rp10.313.783.000. Sebuah bukti nyata efektivitas reformasi kelembagaan yang terus digalakkan.
“Di bidang imigrasi, Kemenimipas berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan sekaligus penguatan fungsi pengawasan keimigrasian. Di bidang pemasyarakatan, pembinaan warga binaan kini berfokus pada dampak sosial dan ekonomi nyata, ” jelas Agus.
Berbagai inovasi menjadi kunci utama lonjakan PNBP di sektor imigrasi. Mulai dari aplikasi All Indonesia yang revolusioner, penerapan Golden Visa Indonesia yang menarik investor, fasilitas immigration lounge yang semakin prima, optimalisasi jumlah autogate di bandara, hingga digitalisasi sistem layanan yang kian canggih. Semua ini dihadirkan demi kenyamanan dan kemudahan masyarakat.
Di sisi pemasyarakatan, PNBP digenjot melalui penguatan balai latihan kerja dan program produktif yang memberdayakan. Pameran karya warga binaan, promosi nasional, serta kerja sama strategis dengan pihak ketiga turut berkontribusi. Tak lupa, efisiensi operasi dan pengelolaan aset, seperti optimalisasi lahan tidur di Pulau Nusakambangan, menjadi elemen penting dalam strategi ini.
“Pulau Nusakambangan kini bertransformasi menjadi kawasan ketahanan pangan terpadu, tempat warga binaan diberdayakan dalam pertanian, peternakan, perikanan, serta industri produktif lainnya, ” ungkap Menteri Agus dengan bangga.
Lebih dari sekadar angka finansial, capaian PNBP ini menjadi cerminan transformasi birokrasi Kemenimipas yang kian modern, responsif, dan berorientasi pada pelayanan publik. Sebuah perubahan yang terasa langsung oleh masyarakat.
Ke depan, Kemenimipas bertekad untuk terus berinovasi dan memperkuat tata kelola keuangan negara demi mendukung pembangunan nasional yang lebih kokoh.
“Banyak hal baik yang telah diraih. Namun, masih banyak ruang untuk hal-hal yang luar biasa. Kemenimipas akan terus bergerak lebih cepat, bekerja lebih cermat, dan berdampak lebih luas bagi bangsa dan negara, ” pungkas Menteri Agus penuh optimisme. (PERS)