GAZA - Suasana haru menyelimuti Kota Gaza. Sejak gencatan senjata antara gerakan Palestina Hamas dan Israel diberlakukan, sekitar 250 ribu pengungsi telah menemukan jalan kembali ke rumah mereka di wilayah utara kota tersebut. Kepulangan ini menjadi penanda penting setelah sekian lama terpisah dari tanah kelahiran.
Mahmoud Basal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, membenarkan angka tersebut. Ia menyampaikan bahwa kepulangan para pengungsi ini merupakan indikasi awal adanya stabilitas yang lebih baik di wilayah yang sebelumnya dilanda konflik.
"Sekitar 250 ribu pengungsi telah kembali ke Kota Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan, " ujar Basal kepada Al Jazeera, memberikan gambaran konkret tentang dampak positif dari kesepakatan damai tersebut.
Perlu diingat, upaya menuju perdamaian ini tidak terlepas dari berbagai inisiatif sebelumnya. Pada 29 September, Presiden AS Donald Trump pernah meluncurkan rencana 20 poin yang bertujuan mengakhiri konflik di Gaza. Rencana tersebut secara spesifik menyerukan gencatan senjata segera dan pembebasan sandera dalam kurun waktu 72 jam.
Lebih lanjut, usulan Trump juga mencakup tuntutan agar Hamas dan faksi-faksi lainnya menarik diri dari pemerintahan Gaza. Pengelolaan wilayah tersebut rencananya akan diserahkan kepada "komite Palestina yang teknokratis dan apolitis", yang pengawasannya akan berada di bawah dewan internasional dan dipimpin oleh Trump sendiri.
Pada Rabu lalu, Trump mengumumkan kabar gembira bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani kesepakatan tahap pertama perjanjian damai Gaza. Kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera oleh Hamas dan penarikan pasukan Israel ke garis yang telah disepakati sebelumnya. (PERS)