MYAWADDY - Di tengah klaim pemerintah Myanmar yang nyaring terdengar mengenai pemberantasan pusat penipuan daring di Kota Myawaddy, kenyataan di lapangan justru menampilkan gambaran yang berbeda. Analisis mendalam terhadap citra satelit terbaru di kompleks KK Park, salah satu sarang kejahatan siber terbesar di negara itu, menunjukkan bahwa mayoritas bangunan masih berdiri kokoh, mempertanyakan efektivitas tindakan militer yang digembar-gemborkan.
Citra satelit yang diperoleh AFP dari Planet Labs PBC, diambil dalam rentang waktu 30 Oktober hingga Minggu (9/11/2025), mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan. Meskipun sebagian kecil bangunan, sekitar 22, dilaporkan hancur dan sekitar 80 lainnya mengalami kerusakan, namun sekitar tiga perempat dari total bangunan di kompleks KK Park tetap utuh. Fakta ini bertolak belakang dengan narasi resmi yang disajikan oleh pemerintah Myanmar.
Pemerintah Myanmar, melalui media milik negara The Global New Light of Myanmar, justru mengklaim bahwa “Semua bangunan sedang dihancurkan.” Pernyataan ini seolah menutupi realitas yang terlihat dari angkasa. Bagian tengah kompleks KK Park, yang merupakan area pengembangan terbaru dan terus dibangun bahkan setelah penggerebekan besar sebelumnya di awal tahun, tampak sama sekali tidak tersentuh kerusakan.
Jason Tower, seorang pakar senior dari Inisiatif Global Melawan Kejahatan Terorganisir Transnasional (Global Initiative against Transnational Organized Crime), secara tegas menyebut tindakan militer Myanmar sebagai manuver publisitas. Ia berpendapat bahwa klaim pemberantasan ini hanyalah ilusi yang bertujuan menciptakan kesan tindakan tegas di mata publik.
“Militer sedang melakukan aksi publisitas di KK Park, ” ujar Jason Tower kepada AFP, Selasa (11/11/2025). Ia menambahkan bahwa klaim militer Myanmar bahwa mereka membongkar sindikat penipuan sepenuhnya salah.
Di balik layar, kompleks seperti KK Park dilaporkan menjadi sumber pendapatan vital bagi kelompok-kelompok milisi yang memiliki kedekatan dengan militer. Para analis menduga, militer secara sengaja membiarkan bisnis gelap ini terus beroperasi sebagai imbalan atas dukungan yang diberikan oleh milisi lokal. Ini membuka tabir dugaan adanya motif tersembunyi di balik operasi yang diklaim sebagai pemberantasan kejahatan.
Meski televisi pemerintah Myanmar menayangkan cuplikan dramatis bangunan yang diledakkan dan alat berat yang merobohkan struktur, Tower menilai tayangan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan tindakan nyata di lapangan. Sejumlah area di kompleks tersebut juga tidak dapat dianalisis secara akurat karena tertutup awan, menambah keraguan terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. (PERS)

Updates.