
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan komitmen kuat pemerintah dalam merevitalisasi berbagai kawasan transmigrasi. Langkah ini dipandang sebagai upaya nyata untuk mendorong pemerataan ekonomi nasional, dengan menggali dan memanfaatkan potensi wilayah serta masyarakat setempat.
Presiden Republik Indonesia ke-6 ini mengungkapkan, "Kami ingin melakukan revitalisasi berbagai kawasan transmigrasi. Tujuannya agar ekonomi tumbuh." Pernyataan tersebut disampaikan AHY di sela acara Open House 24 Jam Penuh yang diselenggarakan oleh Kementerian Transmigrasi di Jakarta, pada Sabtu (18/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa revitalisasi tersebut akan difokuskan untuk terus menumbuhkan ekonomi di kawasan transmigrasi melalui peningkatan produktivitas masyarakat. Peningkatan ini mencakup baik para transmigran lokal maupun warga yang berpindah dari Jawa ke berbagai provinsi di seluruh Indonesia.
Menurut AHY, penguatan daya saing masyarakat menjadi kunci utama agar para transmigran dapat meraih pekerjaan yang layak, memperoleh penghasilan yang memadai, serta memiliki daya beli yang cukup untuk menopang kesejahteraan keluarga dan daerah mereka.
Pemerintah memandang perlunya penguatan ekonomi lokal dilakukan secara menyeluruh. Hal ini akan dicapai dengan mendorong sektor-sektor yang memiliki potensi besar, seperti pertanian, perkebunan, pariwisata, ekonomi kreatif, serta industri berkelanjutan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi ini, AHY menambahkan bahwa Kementerian Transmigrasi telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Perindustrian melalui penandatanganan nota kesepahaman. Tujuannya adalah untuk memperkuat sinergi dalam pembangunan kawasan transmigrasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada industri rakyat.
Kolaborasi lintas kementerian ini diharapkan mampu melahirkan sebuah model pengembangan wilayah yang inovatif, yaitu Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT). KETT dirancang agar bersifat inklusif, produktif, dan mampu menciptakan efek berganda yang signifikan bagi perekonomian daerah.
AHY menyebutkan bahwa KETT berpotensi menjadi sebuah laboratorium pembangunan terpadu. Model ini akan menunjukkan bagaimana kolaborasi antarberbagai sektor dapat mempercepat kemajuan wilayah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran secara berkelanjutan.
Keberhasilan program transmigrasi, menurut AHY, akan menjadi contoh teladan (role model) pembangunan desa yang berbasis pada potensi lokal. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi pendekatan pembangunan nasional yang dimulai dari bawah, yakni dari desa menuju kota.
Ia menekankan betapa pentingnya membangun desa agar memiliki daya saing yang kuat. Tanpa penguatan wilayah pedesaan, daya dukung kota akan semakin terbatas dalam menghadapi arus urbanisasi yang pesat dan ketimpangan ekonomi yang ada.
AHY optimistis bahwa dengan adanya kolaborasi yang kuat antarberbagai kementerian, lembaga, serta dukungan dari pemerintah daerah, pemerataan pembangunan dapat terwujud di seluruh penjuru Indonesia, membentang dari Sumatera hingga Papua.
"Masih banyak ruang pertumbuhan baru dan mudah-mudahan kerja sama yang baik antara berbagai kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah pusat dan daerah, Indonesia akan maju bersama-sama. Bukan hanya di Jawa, tapi di seluruh penjuru tanah air, " ujar AHY dengan penuh keyakinan. (PERS)