POLITISI - E. Herman Khaeron, sosok yang lahir pada 4 Mei 1969, telah menorehkan jejak panjang dalam kancah politik Indonesia. Ia bukan sekadar politikus biasa, melainkan seorang legislator yang telah mengabdi selama empat periode di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), menjabat dari tahun 2009 hingga 2029. Wilayah pemilihan Jawa Barat VIII, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu, menjadi basis dukungannya yang setia.
Sejak awal kiprahnya, Herman Khaeron telah menunjukkan loyalitasnya pada Partai Demokrat. Saat ini, ia memegang amanah sebagai Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, sebuah posisi strategis yang menuntut kepemimpinan dalam memperkuat struktur partai.
Dalam dinamika politik yang selalu berubah, Herman Khaeron juga pernah mengambil peran penting sebagai Wakil Komandan Alpha di Tim Pemenangan Kampanye Prabowo-Gibran. Pengalaman ini menunjukkan kemampuannya beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai skenario politik.
Perjalanan akademisnya pun tak kalah mengesankan. Setelah menempuh pendidikan dasar di Kuningan dan melanjutkan jenjang SMP serta STM di Karawang, ia menimba ilmu di Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. Di sana, ia aktif sebagai Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Teknik dan Manajemen Industri Unisba (1992-1993) dan juga berkontribusi di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bandung.
Gelar magister sains (M.Si) diraihnya pada tahun 2007 dari Institut Pertanian Bogor, dengan fokus pada Teknologi Kelautan. Puncak pencapaian akademisnya adalah gelar Doktor Ilmu Pertanian yang diraihnya dengan predikat cumlaude dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Disertasinya yang berjudul “Model Pengembangan Diversifikasi Pangan dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional (Suatu Kasus di Provinsi Jawa Barat)” menunjukkan kepeduliannya yang mendalam terhadap isu ketahanan pangan nasional.
Keterlibatannya dalam berbagai organisasi menunjukkan spektrum minat dan kontribusinya yang luas. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara, Ketua Umum Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia, dan Ketua Umum Masyarakat Pembenihan dan Perbibitan Indonesia. Selain itu, ia juga aktif sebagai Dewan Pembina Perhimpunan Agronomi Indonesia dan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Perbenihan Indonesia. Kontribusinya dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia pun tercatat, baik sebagai Wakil Ketua Umum maupun Ketua Bidang IPTEK.
Di ranah pekerjaan, rekam jejak Herman Khaeron di DPR RI sangatlah panjang dan signifikan. Ia pernah menjadi Anggota MPR RI selama tiga periode (2009-2014, 2014-2019, 2024-2029). Di DPR RI, ia pernah menduduki posisi strategis sebagai Wakil Ketua Komisi II (2018-2019), Wakil Ketua Komisi VII (2017-2018), dan Wakil Ketua Komisi IV dalam dua periode berbeda (2014-2017 dan 2009-2014). Pengalaman ini membuktikan kedalaman pemahamannya terhadap berbagai sektor kebijakan publik.
Berbagai penghargaan telah diraih Herman Khaeron, mencerminkan dedikasi dan prestasinya. Mulai dari penghargaan di bidang pangan, yang diakui oleh Perpustakaan Nasional RI, hingga apresiasi atas personal branding dan kontribusinya terhadap UMKM. Penghargaan seperti 'Legislator Peduli Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)' dari KWP Award 2023 dan 'Tokoh Organisasi yang Berkontribusi Dibidang Perbenihan' dari MPPI AWARD 2022 menjadi bukti nyata kontribusinya di berbagai sektor.
Lebih jauh lagi, apresiasi atas kemampuan bicaranya tercermin dari penghargaan 'Best Freedom of Speech' dari Teropong Parlemen Award pada tahun 2022 dan 2020. Tak hanya itu, ia juga meraih 'Best Inspiring Journey' dari Teropong Parlemen Award 2021, serta 'Legislator DPR RI Demokratis' dari KWP Award 2021. Pengakuan atas kepemimpinannya juga datang dari 'Best Parliamentarians' oleh Mens Obsessions Award dan MenPAN/RB pada tahun 2018, serta 'Sepuluh Wakil Rakyat Terbaik' dari Lembaga Konsultan Panggung Indonesia pada tahun 2017.
Kontribusinya dalam forum internasional pun tak luput dari perhatian, seperti 'Active Participation and Contribution at Indonesia Pavilion COP 22 UNFCCC' dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016. Penghargaan ini menunjukkan visinya yang luas dalam isu-isu lingkungan global.
Karya tulisnya juga menjadi salah satu pilar kontribusinya. Buku-buku seperti “PANGAN: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia” (2022), “ETIKA POLITIK Bersih, Cerdas, Santun, dalam Paradigma Islam” (2021), dan berbagai karya lainnya, menunjukkan kedalaman pemikirannya dalam berbagai bidang krusial bagi pembangunan bangsa. (PERS)

Updates.