TEKNO - Siapa sangka, seorang pria yang pernah ditolak puluhan kali oleh berbagai perusahaan, bahkan oleh KFC, kini bertengger sebagai salah satu manusia terkaya di planet ini? Inilah kisah luar biasa Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce China, Alibaba. Perjalanannya dari nol hingga menjadi raja e-commerce adalah bukti nyata bahwa mimpi besar dapat diraih dengan kegigihan yang tak kenal lelah.
Lahir di Hangzhou pada 10 September 1964, Jack Ma tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya, seorang pemusik dan pendongeng tradisional, hanya mampu menopang keluarga dengan pendapatan pensiun bulanan yang tak seberapa. Kondisi ini memaksa Jack kecil untuk belajar bekerja keras demi membantu orang tuanya. Kehidupan yang pas-pasan menjadi saksi bisu perjuangannya sejak dini.
Masa sekolahnya pun tak lepas dari rintangan. Jack Ma berkali-kali mengalami penolakan saat mencoba mendaftar ke berbagai sekolah, bahkan sejak sekolah dasar, lantaran nilai matematika yang kurang memuaskan. Namun, semangat belajarnya tak pernah padam. Sejak usia 12 tahun, ia sudah memiliki ketertarikan mendalam pada bahasa Inggris.
Delapan tahun ia dedikasikan untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya dengan bekerja sebagai pemandu wisata di sebuah hotel dekat Danau Hangzhou. Setiap hari, ia rela mengayuh sepeda sejauh 40 menit demi kesempatan berinteraksi dengan turis asing. Pengalaman berharga ini membuka cakrawala pandangnya, membuatnya berpikir lebih global dibandingkan kebanyakan anak muda di China pada masa itu. Percakapan dengan para turis asing memberikan perspektif yang jauh berbeda dari apa yang ia pelajari di bangku sekolah.
Berbekal kefasihan berbahasa Inggris, Jack Ma pun akhirnya beralih profesi menjadi seorang guru bahasa Inggris di Hangzhou. Namun, jalan menuju profesi ini pun tidak mulus. Ia harus menghadapi puluhan penolakan pekerjaan sebelum akhirnya menemukan tempatnya sebagai pendidik.
Kisah penolakan yang paling ikonik datang dari raksasa makanan cepat saji, KFC. "Ketika KFC masuk di China, dari 24 orang yang melamar kerja di sana hanya 23 yang diterima dan saya satu-satunya orang yang ditolak bekerja di sana, " ungkap Jack Ma mengenang masa lalunya.
Titik balik dalam hidupnya terjadi pada tahun 1995 saat ia pertama kali mengenal internet. Rasa penasaran yang besar muncul ketika ia gagal menemukan informasi tentang "beer" dan "China" di mesin pencari. Berbekal keingintahuan itulah, ia bersama seorang teman menciptakan situs web untuk jasa terjemahan bahasa China. Respons yang luar biasa cepat, berupa banyak email yang masuk hanya dalam hitungan jam, menjadi pemicu utama berdirinya Alibaba Group empat tahun kemudian.
Alibaba.com lahir sebagai jembatan penghubung antara eksportir China dengan pembeli dari seluruh penjuru dunia. Perusahaan ini dengan cepat menarik minat para investor. Kini, Alibaba telah berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam lanskap e-commerce global, bersaing ketat dengan raksasa seperti Amazon dan eBay. Situs-situs andalannya, seperti Taobao Marketplace dan Tmall.com, mendominasi pasar online China.
Yang menakjubkan, Jack Ma berhasil membangun imperium e-commerce terbesar di China ini tanpa latar belakang teknologi atau komputerisasi yang kuat. Ia, sang mantan guru bahasa Inggris, membuktikan bahwa kecerdasan, visi, dan kegigihan adalah modal utama untuk meraih kesuksesan.
Gaya kepemimpinannya yang unik dan ide-ide bisnisnya yang sering dianggap "gila" membuatnya dijuluki sebagai 'Crazy Jack' oleh banyak pengusaha. Namun, di balik julukan itu, tersimpan semangat untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif. Ia lebih memilih untuk berbicara tentang bagaimana Alibaba dapat memberdayakan konsumen, menciptakan lapangan kerja, dan melayani masyarakat luas.
Perjalanan Jack Ma ke Amerika Serikat, khususnya Silicon Valley, memberinya energi dan semangat juang yang lebih besar. Ia melihat kemegahan dan kemajuan di sana, yang semakin membulatkan tekadnya untuk menjadi seorang pengusaha sukses.
Pada Agustus 2014, Jack Ma resmi menyandang gelar miliarder terkaya di China, sebuah pencapaian fenomenal yang semakin mengukuhkan posisinya di jajaran orang terkaya dunia, bahkan menempati peringkat ke-23 miliarder global. IPO Alibaba di bursa saham New York mencetak sejarah dengan lonjakan nilai saham yang fantastis, menambah kekayaan Ma hingga miliaran dolar.
Transformasi Jack Ma dari seorang guru bahasa Inggris yang sering ditolak menjadi salah satu miliarder paling berpengaruh di dunia adalah inspirasi yang tak ternilai. Kisahnya menegaskan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.
Kini, Alibaba Group tak hanya bergerak di bidang e-commerce, tetapi juga merambah ke berbagai sektor lain seperti teknologi dan jasa keuangan melalui anak perusahaan ternama seperti Ant Financial, dan platform pembayaran digital AliPay. Di Indonesia, pengaruh Jack Ma juga terasa melalui investasi minoritas di Tokopedia dan kepemilikan saham terbesar di Lazada.
Semangat Jack Ma, yang tak pernah menyerah menghadapi rintangan, telah mengubah nasibnya dan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. "Jika kamu tidak menyerah, kamu masih punya kesempatan. Dan, jika kamu kecil, kamu harus sangat fokus dan mengandalkan otakmu, bukan kekuatanmu, " pesannya yang abadi bagi para pejuang mimpi. (PERS)

Updates.