Leon Scott: Sang Visioner di Balik Rekaman Suara

    Leon Scott: Sang Visioner di Balik Rekaman Suara
    Édouard-Léon Scott de Martinville

    ILMUWAN -   Bayangkan sebuah dunia tanpa suara yang terekam. Itulah realitas sebelum Édouard-Léon Scott de Martinville, seorang pencetak dan penjual buku asal Prancis, mengukir namanya dalam sejarah teknologi audio. Lahir pada 25 April 1817 dan berpulang pada 26 April 1879 di usia 62 tahun, Scott adalah sosok visioner yang tak hanya piawai dalam dunia percetakan, tetapi juga memiliki ketertarikan mendalam pada mekanika penulisan suara.

    Sejak tahun 1854, pikirannya telah tertuju pada bagaimana menangkap esensi suara. Saat meneliti ukiran pada buku teks fisika, ia menemukan gambar anatomi telinga manusia. Penemuan ini memicu idenya untuk menciptakan alat yang meniru cara kerja pendengaran kita. Scott membayangkan sebuah perangkat dengan membran elastis sebagai pengganti gendang telinga, serangkaian pengungkit layaknya tulang-tulang pendengaran, yang semuanya akan menggerakkan sebuah pena. Pena inilah yang akan 'menulis' suara pada permukaan berlapis jelaga, baik itu kertas, kayu, maupun gelas.

    Hasil kerja kerasnya terwujud dalam phonautogram, alat perekam suara pertama di dunia, yang ia patenkan pada 25 Maret 1857 dengan nomor paten #17, 897/31, 470. Penemuan brilian ini sempat dijual oleh Scott kepada berbagai laboratorium ilmiah untuk keperluan penelitian suara. Para ilmuwan seperti Franciscus Donders, Heinrich Schneebeli, dan Rene Marage menggunakannya untuk studi suara vokal. Namun, ironisnya, Scott tidak pernah meraih keuntungan finansial yang berarti dari inovasi monumental ini.

    Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan menjalani profesi sebagai penjual buku di toko kecilnya di 9 Rue Vivienne, Paris. Sebuah ironi yang menyentuh, mengingat ia adalah pencipta alat yang mampu merekam suara manusia, namun hidup dalam kesederhanaan.

    Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 2008, dunia kembali menengok ke belakang berkat laporan New York Times mengenai penemuan beberapa phonautogram yang berasal dari 9 April 1860. Pengumuman ini disambut dengan kegembiraan luar biasa, karena para ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California, berhasil mengubah 'coretan di kertas' menjadi suara yang dapat didengar.

    Phonautogram ini, sebuah warisan terlupakan dari Leon Scott, diproses menggunakan program komputer canggih yang dikembangkan oleh Library of Congress. Suara yang pertama kali berhasil dimainkan adalah nyanyian berdurasi sepuluh detik. Awalnya dikira sebagai suara putri sang penemu, penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa rekaman itu dimainkan terlalu cepat. Suara yang terdengar ternyata adalah suara Scott sendiri, menyanyikan lagu klasik “Au Clair de la Lune”.

    Temuan ini sungguh menggemparkan. Rekaman phonautogram “Au Clair de la Lune” diakui sebagai rekaman suara manusia dan musik tertua di dunia. Ia mendahului rekaman fonograf Edison dari musik Handel “Israel in Egypt” yang dibuat pada tahun 1888. Ini adalah lompatan waktu yang luar biasa, membawa kita kembali ke masa ketika suara pertama kali dijinakkan dalam bentuk visual.

    Lebih jauh lagi, phonautogram lain yang berisi naskah drama “Aminta” karya Torquato Tasso juga telah ditemukan. Direkam sekitar tahun 1860, kemungkinan setelah “Au Clair de la Lune”, rekaman ini semakin memperkuat klaim phonautogram Scott sebagai rekaman suara manusia tertua yang pernah dibicarakan. Bahkan, rekaman yang lebih tua lagi dari tahun 1857 pun telah ditemukan, meskipun suaranya tidak beraturan dan belum dapat diidentifikasi.

    Kisah Édouard-Léon Scott de Martinville adalah pengingat bahwa terkadang, penemu terhebat justru datang dari latar belakang yang paling sederhana, dan kontribusi mereka baru dihargai sepenuhnya setelah berpuluh-puluh tahun berlalu. Ia adalah bapak dari rekaman suara, seorang pionir yang keberanian imajinasinya kini bergema abadi dalam setiap suara yang kita dengar dan rekam. (PERS)

    sejarah teknologi penemuan penting musik kuno ilmuwan prancis rekaman audio tokoh sejarah
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Cindy Monica: Pengusaha Muda, Politisi NasDem,...

    Artikel Berikutnya

    Trinovi Khairani Sitorus: Politisi Muda...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pelayanan Sore Aiptu Ruswin Cegah Kemacetan di Bawah Fly Over Cikampek 
    Bhabinkantibmas dan Babinsa Beri Rasa Nyaman Pembagian Bantuan Pangan di Desa Tirtasari Wilkum Polsek Cikampek 
    Personil Polsek Cikampek Aiptu Nana Pengamanan Penyaluran Bantuan Pangan di Desa Parakanmulya Guna Kelancaran Giat 
    Patroli Malam Minggu Polsek Cikampek Cegah C3 Sasar Jalur Interchange Kalihurip dan Kawasan Indotaisei 
    Cegah C3, Tawuran dan Gank Motor, Patroli Subuh Połsek Cikampek Pantau Jalur Dawuan 

    Ikuti Kami