POLITISI - Perjalanan hidup Rahmat Saleh adalah bukti nyata bahwa kerja keras dan tekad baja dapat mengantarkan seseorang meraih impian, bahkan dari titik terendah sekalipun. Lahir di Jakarta pada 27 April 1983, masa kecilnya diwarnai perjuangan ekonomi keluarga. Ayahnya, Bismar, harus bekerja serabutan demi menafkahi keluarga, sebuah realitas yang mendorong Rahmat kecil untuk mandiri sejak dini.
Bahkan saat masih duduk di bangku SMP Negeri 7 Kotanopan, Rahmat sudah aktif mencari uang. Pagi hari ia berjualan es sebelum berangkat sekolah, sorenya menjadi buruh cuci mobil hingga malam. Meski harus menyeimbangkan sekolah dan pekerjaan, prestasinya di bangku pendidikan tak pernah surut. Ia senantiasa meraih nilai rapor yang memuaskan, dan saat SMA, gelar juara umum menjadi langganannya.
Semangat pantang menyerah ini terus terbawa hingga jenjang perkuliahan. Merantau ke Padang untuk menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Farmasi Universitas Andalas (Unand), Rahmat tidak hanya fokus pada studi. Ia aktif dalam berbagai lomba karya tulis, bahkan berhasil memenangkan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) tingkat universitas pada tahun 2004. Prestasi ini membawanya mewakili Unand di tingkat wilayah dan akhirnya menjadi finalis tingkat nasional.
Tak hanya akademik, Rahmat juga menunjukkan kiprahnya di organisasi kemahasiswaan. Ia pernah menjabat sebagai Gubernur BEM Fakultas MIPA Unand periode 2004–2005, dan setahun kemudian menjadi pengurus BEM tingkat universitas. Di tahun terakhir kuliahnya, Rahmat dipercaya menjadi pimpinan pengelola Asrama Mahasiswa Unand, sebuah amanah yang menunjukkan kredibilitasnya di mata rektorat.
Setelah lulus dari Unand pada tahun 2008, Rahmat Saleh memilih jalur wirausaha dengan merintis bisnis retail pakaian bayi. Namun, panggilan jiwa untuk berkontribusi di ranah publik tak bisa diabaikan. Ia mulai aktif berpolitik melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bahkan menjadi tim kampanye Mahyeldi dalam pemilihan Wali Kota Padang pada tahun 2013 dan 2014.
Titik balik karier politiknya terjadi pada Pemilu 2014. Rahmat Saleh berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Sumatera Barat dari daerah pemilihan Kota Padang, menjadikannya anggota dewan termuda dari dapil tersebut. Pengalaman di legislatif provinsi ini terus berlanjut, terbukti dengan terpilihnya kembali ia pada Pemilu 2019, bahkan menduduki posisi Wakil Ketua Komisi III.
Pada tahun 2023, Rahmat Saleh kembali menorehkan prestasi akademik dengan meraih gelar Magister Ilmu Politik dari Universitas Andalas. Tesisnya yang mendalam mengkaji dinamika politik dalam proses kebijakan konversi Bank Nagari.
Puncak karier politiknya diraih pada Pemilu 2024. Rahmat Saleh berhasil meraih suara signifikan, 67.522 suara, untuk mewakili daerah pemilihan Sumatera Barat I sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2024–2029. Sebelumnya, ia juga dipercaya memimpin Tim Kampanye Daerah (TKD) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Sumatera Barat. Di struktur partai, Rahmat Saleh juga mengemban amanah sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Bidang Organisasi, Administrasi, dan Literasi Kepartaian untuk periode 2025–2030.
Di luar kesibukan politik dan karier, Rahmat Saleh adalah seorang suami bagi Maesaroh sejak tahun 2007, dan ayah dari enam orang anak. Kehidupan pribadinya yang harmonis menjadi penyeimbang bagi dedikasinya yang luar biasa di ranah publik. (PERS)

Updates.