POLITISI - Ahmad Heryawan, yang akrab disapa Aher, adalah sosok yang tak asing lagi dalam kancah politik Indonesia. Lahir pada 19 Juni 1966, perjalanan hidupnya dipenuhi dedikasi sebagai akademisi dan politisi ulung. Kiprahnya di pemerintahan terukir manis melalui kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat selama dua periode, sebuah amanah yang diemban sejak kemenangannya di tahun 2008. Sebelum menapaki puncak karier eksekutif, Aher telah lebih dulu mengasah pengalaman di ranah legislatif, pernah menduduki kursi anggota DPRD DKI Jakarta dan bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Kini, ia kembali mengabdikan diri untuk Indonesia, duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2024-2029 dari Daerah Pemilihan Jawa Barat II, sekaligus memegang amanah sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sementara.
Perjalanan Aher ke dunia politik tidak lepas dari keterlibatannya dalam pergerakan tarbiyah. Sejak 1999, ia telah menjadi bagian dari Partai Keadilan, cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera, dan terpilih sebagai anggota parlemen DKI Jakarta selama dua periode. Pengalaman ini menjadi bekal berharga sebelum akhirnya ia memimpin Jawa Barat.
Masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat, yang berlangsung selama enam tahun, dikenal produktif. Pemerintah provinsi di bawah komandonya berhasil mengukir setidaknya 150 penghargaan dari pemerintah. Puncaknya, pada tahun 2015, Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ahmad Heryawan berhasil meraih penghargaan Anugerah Pangripta Nusantara untuk kelima kalinya, sebuah bukti nyata keberhasilan dalam perencanaan pembangunan.
Awal kehidupan Aher sendiri mencerminkan ketekunan dan semangat juang. Lahir di Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 19 Juni 1966, ia tumbuh dari keluarga sederhana. Sejak bangku SD hingga SMA, Aher tak ragu menjajakan gorengan untuk membantu keluarganya, sebuah pengalaman masa kecil yang membentuk karakternya.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, takdir membawanya meraih beasiswa penuh untuk melanjutkan studi di Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta. Di sana, ia lulus dengan predikat terbaik.
Pasca-kelulusan, Aher merintis karier sebagai pengajar dan mubaligh. Pengalaman mengajar di berbagai perguruan tinggi terkemuka, seperti Ma’had Al Hikmah, Dirosah Islamiyyah Al Hikmah, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar, memperkaya khazanah keilmuannya. Selain itu, ia juga aktif di Persatuan Umat Islam sejak 1991, bahkan dipercaya memegang tampuk kepemimpinan sebagai ketua umum pada 2004 dan kini sebagai Ketua Majelis Syura.
Pendidikan formal Aher mencakup jenjang SD Negeri Selaawi 1 (1980), SMP Negeri Sukaraja (1983), SMA Negeri 3 Sukabumi (1986), Fakultas Syariah LIPIA (1992). Ia juga melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana di Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (2014), dan meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dan Bisnis dari Universitas Padjadjaran (2018).
Karier politik Aher dimulai dengan bergabung bersama Partai Keadilan (kini PKS). Ia terpilih menjadi anggota legislatif Provinsi DKI Jakarta pada 1999 dan menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2004-2009. Misi utamanya adalah menciptakan masyarakat yang berpengetahuan luas. Prioritasnya mencakup pendidikan terjangkau, penciptaan sejuta lapangan kerja, peningkatan kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi, serta pembenahan infrastruktur di Jawa Barat.
Selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Aher dinobatkan sebagai tokoh perubahan oleh media cetak nasional pada 2011. Pada Pilgub Jabar 2013, ia kembali mencalonkan diri bersama Deddy Mizwar dan berhasil memenangkan kontestasi, memimpin Jabar untuk periode 2013–2018 dengan perolehan suara signifikan.
Pada Pemilu Presiden 2014, Aher sempat mengklaim dukungan kuat dari warga Jawa Barat untuk pencalonannya sebagai presiden, meskipun PKS belum mengumumkan calon resmi. Berbagai elemen masyarakat dan tokoh daerah turut menyatakan dukungan.
Di bawah kepemimpinannya, Jawa Barat diakui banyak pihak. Ia mengalokasikan 20% APBD untuk pendidikan, menggratiskan biaya pendidikan dasar dan menengah, serta menurunkan biaya SLTA. Pendidikan agama juga menjadi perhatian serius. Selain itu, program-program seperti pemberantasan buta huruf, peningkatan kesejahteraan perempuan, dan kesehatan reproduksi digalakkan.
Infrastruktur menjadi salah satu fokus utama Aher. Perbaikan jalan raya, penyediaan listrik melalui program Jawa Barat Caang 2010, hingga rencana pembangunan monorel di Bandung menjadi bukti komitmennya. Ia juga menjajaki kerja sama dengan Prancis untuk proyek infrastruktur.
Di bidang lingkungan, Aher menunjukkan kepedulian terhadap Sungai Citarum yang tercemar. Ia mencanangkan program pembersihan sungai dengan target air bersih pada 2015, bahkan tak segan mempidanakan industri pencemar. Konservasi kehutanan juga menjadi perhatiannya melalui pengusulan pembelian hutan rakyat.
Sektor pertanian diperkuat dengan fokus pada penguatan Jawa Barat sebagai lumbung pangan nasional. Berbagai bantuan disalurkan kepada kelompok tani dan koperasi. Inisiatif pembentukan bank pertanian juga diusulkan untuk mendukung pelaku usaha pertanian.
Di sektor industri, Aher berencana menjadikan kawasan timur Jawa Barat seperti Majalengka dan Cirebon sebagai pusat industri padat karya. Ia juga melakukan reformasi birokrasi dengan menerapkan sistem tender proyek elektronik untuk mencegah korupsi.
Sepanjang masa jabatannya, Ahmad Heryawan telah meraih lebih dari 150 penghargaan di berbagai bidang, menandakan dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa bagi Jawa Barat. Penghargaan-penghargaan ini mencakup bidang pendidikan, infrastruktur, lingkungan, pertanian, hingga pelayanan publik.
Namun, perjalanan politik Aher tidak lepas dari kontroversi. Isu larangan Tari Jaipong sempat beredar, yang langsung dibantahnya dengan menjelaskan bahwa ia hanya menghendaki kesopanan dalam berpakaian dan gerakan penari. Desas-desus penjualan Gunung Ciremai kepada Chevron juga ditegaskan sebagai hoax.
Pada tahun 2019, Aher memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek Meikarta. Ia memberikan keterangan terkait Surat Keputusan yang dikeluarkannya saat menjabat Gubernur.
Di tengah kesibukannya, Aher juga dikenal sosok yang dekat dengan masyarakat, terbukti dari berbagai program pemberdayaan dan inovasi yang diluncurkan selama masa kepemimpinannya di Jawa Barat. (PERS)

Updates.