JAKARTA - Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh menuai perhatian. Mantan penyidik senior KPK, Praswad Nugraha, secara tegas menyatakan bahwa indikasi korupsi pada proyek prestisius ini harus diinvestigasi tuntas.
Praswad merujuk pada pernyataan mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, yang sebelumnya sempat menyoroti potensi adanya pembengkakan biaya fantastis pada proyek Whoosh. Menurut Praswad, jika klaim Mahfud MD mengenai kenaikan biaya hingga tiga kali lipat dari harga normal terbukti benar, maka ini menjadi sinyal kuat adanya tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara.
"Terdapat indikasi yang besar adanya dugaan korupsi pada proyek Kereta Cepat Whoosh apabila apa yang disampaikan oleh Mahfud MD bahwa terjadi kenaikan angka sampai tiga kali lipat dari harga yang normal adalah suatu kebenaran, " kata Praswad kepada wartawan, Jumat (31/10/2025).
Ia menambahkan, lonjakan biaya yang tidak wajar ini secara otomatis membebani anggaran negara secara signifikan.
"Karena membuat beban pembayaran yang harus dibayar oleh negara menjadi sangat tinggi, " ujar Praswad.
Lebih lanjut, Praswad Nugraha juga menyoroti adanya perdebatan mengenai cara menutup kerugian yang timbul akibat proyek Kereta Cepat Whoosh. Situasi ini, menurutnya, justru bertentangan dengan semangat efisiensi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang sedang digalakkan.
"Padahal di sisi lain, terjadi proses yang sangat serius untuk bisa mengefisienkan alokasi belanja negara karena adanya prioritas-prioritas yang dibangun oleh Presiden, " ujar Praswad.
KPK sendiri telah mengonfirmasi bahwa dugaan korupsi pada proyek kereta cepat Whoosh telah masuk dalam tahap penyelidikan. Meskipun demikian, lembaga antirasuah tersebut enggan membeberkan sejauh mana perkembangan proses penyelidikan tersebut.
KPK mengklaim bahwa penyelidikan ini telah dimulai sejak awal tahun 2025, mengindikasikan bahwa proses investigasi sudah berjalan sebelum isu dugaan mark-up proyek ini menjadi viral di publik.
Sebelumnya, upaya pengungkapan dugaan mark-up proyek Whoosh ini berawal dari kicauan mantan Calon Wakil Presiden RI, Mahfud MD. Melalui akun YouTube resminya, Mahfud MD mengendus adanya selisih signifikan antara estimasi biaya pembangunan per kilometer versi Indonesia dengan versi Tiongkok. Mahfud menyebut kalkulasi versi Indonesia mencapai sekitar US$52 juta per kilometer, sementara perhitungan pihak Tiongkok hanya berkisar US$17-18 juta per kilometer. Perbedaan inilah yang memunculkan kecurigaan Mahfud MD terhadap kenaikan biaya tiga kali lipat dari yang seharusnya.
Mahfud MD juga berpendapat bahwa KPK tidak perlu menunggu laporan darinya untuk memulai penyelidikan terkait Whoosh. Ia menyarankan agar KPK cukup memanggilnya untuk dimintai keterangan guna mempercepat proses pengusutan. (PERS)

Updates.