POLITISI - Dunia politik Indonesia berduka atas berpulangnya salah satu putra terbaiknya. Alamuddin Dimyati Rois, yang akrab disapa Gus Alam, menghembuskan napas terakhirnya pada usia 44 tahun. Beliau lahir pada 26 Desember 1980 dan meninggalkan kita pada 6 Mei 2025. Perjalanan politiknya terukir begitu panjang dan meyakinkan, menjadikannya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Empat periode berturut-turut, mulai dari 2009-2014, 2014-2019, 2019-2024, hingga periode 2024-2029, beliau mengabdikan diri mewakili aspirasi masyarakat di Daerah Pemilihan Jawa Tengah I, yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal. Kepergiannya meninggalkan lubang yang dalam di hati konstituen dan rekan-rekannya di Senayan.
Darah ulama mengalir dalam diri Alamuddin Dimyati Rois. Beliau merupakan putra dari tokoh kharismatik, K.H. Dimyati Rois, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadllu Wal Fadhilah di Kendal. Latar belakang akademisnya pun tak kalah mentereng, dengan gelar sarjana (S1) dan magister (S2) Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang. Tak hanya meneruskan jejak sang ayah di dunia keagamaan, pada tahun 2017, Gus Alam juga mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren Al-Fadllu Wal Fadhilah 2, menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap pendidikan dan pembinaan generasi muda. Di parlemen, beliau dipercaya mengemban amanah di Komisi VIII, sebuah komisi yang membidangi urusan vital seperti Departemen Agama, Departemen Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, serta Zakat. Dedikasinya di bidang ini sangatlah terasa.
Namun, takdir berkata lain. Sebuah kecelakaan tragis mengakhiri perjalanan hidup Gus Alam. Pada Selasa pagi, 6 Mei 2025, pukul 05.30 WIB, beliau menghembuskan napas terakhirnya di RS Budi Rahayu, Pekalongan. Insiden nahas ini terjadi pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025, di ruas jalan tol Pemalang-Batang Km 315 900 jalur A, Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Beliau dilaporkan mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari rutinan pengajian di Brebes. Kejadian ini sungguh memilukan, merenggut nyawa dua orang dan menyebabkan dua lainnya luka-luka.
Gus Alam sendiri mengalami cedera yang sangat serius. Ia mengalami luka kepala sedang, pergelangan tangan dan jari manis tangan kanan patah, serta sobek pada pelipis kiri. Saat itu, kondisinya kritis dan setengah sadar. Tindakan medis segera dilakukan, termasuk operasi, namun nyawanya tak tertolong lagi. Kabar ini tentu saja menyisakan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, serta seluruh elemen masyarakat yang mengenal dan mengagumi sosoknya. (PERS)

Updates.