POLITIISI - Lahir di Jakarta pada 9 April 1968, Mardani Ali Sera tumbuh besar dalam keluarga Betawi dan menyelesaikan pendidikan dasarnya di ibu kota. Semangat kepemimpinannya mulai terasah sejak bangku SMA, ketika ia aktif memimpin ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis) di SMA Negeri 1 Jakarta. Pengalaman ini menjadi fondasi awal bagi kiprahnya di dunia pergerakan mahasiswa, khususnya dalam ranah tarbiah saat menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Perhatiannya terhadap dinamika politik nasional mulai tumbuh seiring dengan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang berorientasi pada isu-isu sosial dan kebangsaan.
Perjalanan Mardani Ali Sera di kancah politik bukanlah tanpa rintangan. Meskipun dua kali gagal melaju ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Pemilu 2009 dan 2014, semangatnya tak pernah padam. Pada tahun 2011, ia akhirnya resmi dilantik menjadi anggota DPR RI, menggantikan koleganya yang mengundurkan diri. Momentum ini menjadi titik balik penting dalam karier politiknya. Tiga tahun berselang, pada 2017, ia kembali dipercaya untuk mengisi kursi parlemen, menggantikan Sa'duddin yang mengemban tugas lain. Pengalaman ini membentuknya menjadi sosok yang tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
Puncak karier politiknya semakin bersinar pada Pemilu Legislatif 2019. Mardani Ali Sera, yang juga dikenal sebagai penggagas gerakan #2019GantiPresiden, berhasil meraih kursi di parlemen dari daerah pemilihan DKI Jakarta I. Dengan perolehan suara yang meyakinkan sebanyak 155.285 suara, ia membuktikan bahwa dedikasinya dan dukungannya mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai salah satu figur penting dalam dinamika politik Indonesia.
Di luar panggung politik, Mardani Ali Sera adalah seorang akademisi yang aktif mengajar sebagai dosen di Universitas Mercu Buana, Jakarta. Latar belakang pendidikannya di bidang Teknik Mesin, yang ia tempuh di Universitas Indonesia dan dilanjutkan hingga jenjang doktoral di Universitas Teknologi Malaysia, memberikan perspektif yang unik dalam melihat berbagai persoalan. Pengalaman akademis ini, ditambah dengan integritasnya yang dikenal dalam kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), membuatnya menjadi sosok yang disegani baik di lingkungan kampus maupun di ranah politik.
Keterlibatan Mardani Ali Sera dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dimulai sejak masa awal pendirian partai. Ia pernah menjabat sebagai anggota Pusat Informasi Partai (PIP) di Johor Baru, Malaysia, sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air pada tahun 2003. Sejak saat itu, ia aktif terlibat dalam kepengurusan partai di berbagai tingkatan, mulai dari kecamatan hingga pusat. Posisi sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS dari tahun 2005 hingga 2010, serta Ketua DPP PKS Bidang Koordinasi Kehumasan sejak 2011, menunjukkan kepercayaan partai padanya.
Sosok Mardani Ali Sera di internal PKS dikenal memiliki disiplin administrasi yang tinggi dan dinilai sebagai pribadi yang sangat taat hukum dan aturan. Sifat ini menjadi modal berharga dalam menjalankan amanah sebagai wakil rakyat. Bahkan, menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, PKS sempat mendeklarasikan Mardani sebagai bakal calon. Meskipun pada akhirnya PKS mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Mardani menunjukkan sikap legawa dengan bersedia mengetuai tim pemenangan. Perannya dalam memobilisasi akar rumput PKS di Jakarta sangat krusial, bahkan disebut oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai “panglima pemenangan” yang cerdas.
Kehidupan pribadi Mardani Ali Sera terbilang harmonis. Ia menikah dengan Siti Oniah pada 8 September 1991. Pernikahan mereka dikaruniai sembilan orang anak, terdiri dari empat putra dan lima putri. Kebahagiaan keluarga ini menjadi salah satu penopang semangatnya dalam menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab.
Catatan elektoral Mardani Ali Sera menunjukkan perjuangan dan pencapaiannya. Pada Pemilu Legislatif 2009, ia meraih 24.512 suara untuk daerah pemilihan Jawa Barat VII, namun belum terpilih. Pada Pemilu 2014, informasinya tidak diketahui secara rinci, dan ia kembali belum terpilih. Namun, pada Pemilu 2019, ia berhasil mengumpulkan 155.285 suara dari daerah pemilihan DKI Jakarta I dan terpilih. Tren positif ini berlanjut pada Pemilu 2024, di mana ia kembali terpilih dengan perolehan suara 176.584. (PERS)

Updates.