Nurul Arifin: Dari Layar Kaca ke Senayan, Jejak Inspiratif Sang Politisi

    Nurul Arifin: Dari Layar Kaca ke Senayan, Jejak Inspiratif Sang Politisi
    Nurul Qomaril Arifin

    POLITISI - Namanya mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Nurul Qomaril Arifin, yang lahir pada 18 Juli 1966, telah menorehkan jejak karier yang luar biasa, bertransformasi dari sosok memukau di layar kaca menjadi wakil rakyat yang berdedikasi. Perjalanannya adalah bukti nyata bahwa talenta, kecerdasan, dan semangat juang dapat membawa seseorang meraih berbagai pencapaian gemilang.

    Sebelum terjun ke dunia politik yang penuh tantangan, Nurul Arifin telah lebih dulu memikat hati penonton melalui perannya dalam berbagai film layar lebar. Sebut saja 'Istana Kecantikan' dan 'Pacar Ketinggalan Kereta' yang dirilis pada tahun 1988, dilanjutkan dengan '2 dari 3 Laki-Laki' (1989), dan 'Catatan Si Emon' (1991). Aktingnya yang memukau dalam keempat film ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan sebuah karya seni yang diapresiasi. Ia berhasil meraih pujian kritis dan bahkan mengantarkannya pada nominasi bergengsi di Festival Film Indonesia, termasuk tiga nominasi Aktris Terbaik dan satu Aktris Pendukung Terbaik. Pengakuan ini menjadi bukti kapasitasnya sebagai seorang seniman peran.

    Kini, Nurul Arifin mengemban amanah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Terpilih dari Partai Golongan Karya, masa jabatannya berlangsung sejak 1 Oktober 2019 hingga 1 Oktober 2024. Pengalaman politiknya tidak berhenti di sini, karena ia juga pernah mengemban posisi yang sama pada periode 2009-2014, menunjukkan konsistensi dan kepercayaan masyarakat terhadap kiprahnya.

    Kisah hidup Nurul Arifin dimulai di Bandung pada tahun 1966. Sejak bangku SMA Negeri 16 Bandung, tepatnya pada tahun 1984, ia sudah merintis karier sebagai aktris. Kelulusannya pada tahun 1985 justru menjadi titik tolak bagi ia untuk semakin mendalami dunia seni peran yang dicintainya.

    Pada tahun 1991, kehidupannya semakin berwarna dengan pernikahan bersama Mayong Suryo Laksono, seorang wartawan dan redaktur terkemuka di Majalah Intisari. Pernikahan mereka sempat menjadi sorotan publik karena perbedaan keyakinan, di mana Nurul memeluk agama Islam dan Mayong beragama Katolik. Dari ikatan suci ini, mereka dikaruniai dua orang anak yang menjadi pelabuhan cinta sejati.

    Keputusannya untuk meniti karier politik mendorong Nurul Arifin untuk kembali melanjutkan pendidikan. Ia berhasil meraih gelar sarjana di bidang ilmu politik dari Universitas Indonesia pada tahun 2004. Tiga tahun berselang, ia menuntaskan studi magisternya di universitas yang sama pada tahun 2007, membuktikan bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam setiap langkah pengabdian.

    Kecintaannya pada dunia akting dimulai pada tahun 1984 dengan peran pertamanya dalam film 'Hati yang Perawan' arahan sutradara Chaerul Umam. Namanya mulai meroket di kalangan masyarakat luas berkat perannya dalam film 'Naga Bonar' bersama Deddy Mizwar pada tahun 1987. Ia juga dikenal lewat film-film seperti 'Istana Kecantikan', 'Pacar Ketinggalan Kereta', '2 dari 3 Laki-Laki', dan 'Catatan Si Emon'. Kehebatannya dalam berakting tak lepas dari penghargaan Festival Film Bandung untuk Pemeran Utama Wanita Terpuji pada tahun 1990 berkat perannya di film 'Kipas-Kipas Cari Angin'. Tak hanya itu, ia pernah menjadi bagian dari 'Gadis Warkop', menghiasi layar kaca dalam film-film Warkop seperti 'Mana Bisa Tahan'.

    Peran Nurul Arifin tidak terbatas pada layar lebar. Ia juga memperkaya dunia televisi dengan membintangi berbagai sinetron, termasuk 'Ada Ada Saja' dan 'Aku Ingin Pulang'.

    Sebelum terjun ke gelanggang politik, Nurul Arifin telah aktif dalam kampanye penyalahgunaan narkoba yang kemudian berkembang menjadi kampanye kesadaran HIV/AIDS di Indonesia. Kepeduliannya terhadap isu ini berakar dari banyaknya perempuan dan anak-anak yang menjadi korban. Dedikasinya dalam advokasi korban penyalahgunaan narkoba berbuah manis dengan penghargaan dari Badan Narkotika Nasional sebagai Artis Peduli Narkoba pada tahun 2003.

    Dorongan untuk mewujudkan aktivisme sosialnya secara lebih luas membawanya bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2003. Ia berharap dapat berkontribusi melalui jalur legislatif pada pemilihan umum 2004. Meskipun telah meraih lebih dari 89.000 suara di dua kabupaten, ia belum berhasil terpilih akibat sistem pemilu saat itu yang masih menggunakan nomor urut tertutup. Namun, semangatnya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai AIDS tidak pernah padam.

    Menjelang Pemilu 2009, Nurul Arifin kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk daerah pemilihan Jawa Barat VII. Kali ini, perjuangannya membuahkan hasil manis dengan terpilihnya ia setelah mengumpulkan 122.452 suara. Ia kemudian duduk di Komisi II, mengabdikan diri untuk kepentingan rakyat.

    Pada Pemilu 2014, langkahnya terhenti ketika hanya meraih 23.245 suara di daerah pemilihannya, sehingga gagal terpilih kembali. Ia sempat mengungkapkan bahwa persaingan yang tidak sehat di internal partai menjadi salah satu faktor kegagalannya. Tak patah arang, ia kembali fokus pada aktivitas sosialnya.

    Tahun 2017 menjadi babak baru ketika Nurul Arifin memutuskan untuk maju sebagai calon Wali Kota Bandung, menggantikan Ridwan Kamil. Ia menyatakan visinya untuk melanjutkan pembangunan kota kembang. Pencalonannya mendapat dukungan penuh dari Partai Golkar, berpasangan dengan politikus Partai Demokrat, Chairul Yaqin Hidayat, serta didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Indonesia. Namun, takdir berkata lain, pasangan ini harus mengakui keunggulan pasangan Oded M. Danial dan Yana Mulyana.

    Pada Pemilu 2019, Nurul Arifin kembali menunjukkan ketangguhannya. Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR dengan meraih 35.713 suara dari daerah pemilihan Jawa Barat I. Kepercayaan publik kembali diraihnya pada Pemilu 2024 di daerah pemilihan yang sama, dengan perolehan suara yang impresif, yaitu 63.197 suara. (PERS)

    nurul arifin aktris politikus dpr ri partai golkar inspirasi wanita nurul qomaril arifin
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Cindy Monica: Pengusaha Muda, Politisi NasDem,...

    Artikel Berikutnya

    Samuel Wattimena: Perancang Busana dan Politisi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Danpos Kartoharjo Pantau Ujian Kompetensi Penjaringan Perangkat Desa Dengan Metode CAT (Computer Assisted Test) Di Desa Pencol   
    Dukung Badan Gizi Nasional Babinsa Dampingi Distribusi MBG Di Sekolah-Sekolah
    Perkuat Sinergitas TNI-POLRI, Babinsa Dan Bhabinkamtibmas Sambangi Warga Perkuat Pondasi Kamtibmas
    Danposramil Ngariboyo Bersama Forkopimca Ngariboyo Menghadiri Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Lomba Siskamling   
    Babinsa Koramil 0804/01 Magetan Hadiri Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Di Kelurahan Mangkujayan   

    Ikuti Kami