POLITISI - Nama Eko Hendro Purnomo, lebih dikenal sebagai Eko Patrio, telah lama menghiasi layar kaca dan panggung hiburan Indonesia. Lahir pada 30 Desember 1970, sosok multitalenta ini tidak hanya dikenal sebagai pelawak jenaka, pembawa acara energik, produser kreatif, dan aktor berbakat, tetapi juga sebagai politikus yang kiprahnya semakin mengakar.
Perjalanan Eko di dunia hiburan dimulai sejak masa SMA dengan membentuk kelompok lawak Seboel. Semangat kolaborasinya berlanjut ke jenjang perkuliahan, di mana ia bersama Akri dan Parto mendirikan grup komedi legendaris, Patrio. Kehidupan pribadinya pun harmonis; ia menikah dengan aktris Viona Rosalina pada 12 Oktober 2001 dan dikaruniai tiga buah hati.
Langkah Eko ke dunia politik dimulai pada tahun 2009, ketika ia maju sebagai calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk daerah pemilihan Jawa Timur VIII. Keberhasilannya mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2009–2014, bertugas di Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan. Ia kembali terpilih pada Pemilu 2014 untuk periode 2014–2019, kali ini menempati Komisi IV yang fokus pada pertanian dan lingkungan.
Memasuki Pemilu 2019, Eko kembali dipercaya rakyat untuk mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta I pada periode 2019–2024. Di periode ini, ia mengabdikan diri di Komisi VI yang menangani perdagangan dan BUMN. Puncak karier politiknya terjadi pada Pemilu 2024, di mana ia kembali terpilih untuk periode keempatnya, masih di dapil Jawa Timur VIII. Tak berhenti di situ, pada 30 September 2024, Eko Patrio didaulat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN periode 2024–2029, sebuah amanah besar yang menunjukkan kepercayaan partai kepadanya.
Namun, perjalanan kariernya tidak luput dari sorotan. Pada 30 Agustus 2025, rumah Eko Patrio di Kuningan, Jakarta Selatan, menjadi sasaran penjarahan massa yang berunjuk rasa menentang kebijakan DPR. Peristiwa ini dipicu oleh unggahan video parodi di akun TikTok pribadinya yang dianggap tidak sensitif. Meskipun telah menyampaikan permintaan maaf, insiden tersebut menjadi bagian dari gelombang demonstrasi yang lebih luas.
Menyusul kontroversi tersebut, Partai Amanat Nasional mengambil langkah menonaktifkan Eko Patrio, bersama sejumlah tokoh lainnya. Pimpinan DPR pun menghentikan gaji dan tunjangan yang bersangkutan.
Di luar panggung politik, Eko Patrio juga aktif dalam dunia peran. Ia pernah membintangi film seperti 'Bangun Lagi Dong Lupus' (2013) dan 'Naga Naga Naga' (2022), serta serial televisi 'Jay Anak Metropolitan' (2002-2003) dan serial web 'Inul & Adam' (2024). Ia juga turut berkontribusi di balik layar sebagai produser untuk beberapa proyek film dan serial web.
Sepanjang kariernya yang panjang, Eko Patrio telah memandu berbagai program televisi yang menghibur pemirsa, mulai dari 'Cincang Tawa' (1993-1994) hingga 'Pesbukers' (2017-2022) dan berbagai acara sahur serta program komedi lainnya. (PERS)

Updates.