POLITISI - Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, nama yang tak asing lagi di kancah politik dan publik figur Indonesia, mencatat perjalanan luar biasa sejak kelahirannya pada 27 Januari 1986. Ia dikenal tak hanya sebagai politikus dari Partai Gerindra, tetapi juga sebagai aktivis vokal, aktris, dan presenter yang telah menorehkan jejaknya di berbagai bidang.
Perjalanan politiknya dimulai saat ia menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra selama periode 2014-2019. Di masa baktinya sebagai wakil rakyat, Rahayu Saraswati menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak, serta secara gigih melawan isu perdagangan manusia yang meresahkan.
Setelah rehat sejenak dari panggung legislatif pada tahun 2019, takdir politik kembali memanggil. Melalui kepercayaan dari pamannya, Prabowo Subianto, dan bibinya, Titiek Soeharto, Rahayu Saraswati dipercaya menduduki posisi wakil ketua umum Partai Gerindra untuk periode 2020-2025, sebuah amanah besar yang menggarisbawahi perannya yang semakin sentral dalam partai.
Puncak pengakuan datang pada tahun 2025 ketika Rahayu Saraswati dinobatkan dalam daftar bergengsi Fortune Indonesia 40 Under 40. Penghargaan ini mengakui 40 individu muda paling berpengaruh di Indonesia dari berbagai sektor, yang belum genap berusia 40 tahun per 31 Desember 2024. Acara penganugerahannya sendiri digelar dalam Fortune Indonesia Summit 2025 pada 6 Februari 2025 di The Westin Jakarta, menandai pencapaian luar biasa di usia yang masih produktif.
Namun, perjalanan karir politiknya tak lepas dari tantangan. Pada Rabu, 10 September 2025, Rahayu Saraswati memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang baru diembannya selama 10 bulan dalam periode 2024-2029. Keputusan ini ia sampaikan melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya. Alasan pengunduran diri ini muncul pasca sebuah siniar di YouTube pada 28 Februari 2025 yang dinilai telah dipotong dan disebarkan untuk menyakiti hati publik, menimbulkan kontroversi yang mendalam.
Latar belakang keluarga Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo menyoroti akar keturunannya yang kuat. Lahir pada 27 Januari 1986 dari pasangan Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo, nama belakang Djojohadikusumo sendiri melekat pada silsilah keluarga yang terhormat. Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, pendiri Bank Negara Indonesia, serta cicit dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang Begawan Ekonomi Indonesia. Garis keturunannya juga terhubung dengan para pahlawan seperti Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo.
Pengalaman personal yang tak terlupakan adalah ketika Rahayu Saraswati menjadi sasaran ejekan misogini daring pada tahun 2015. Sebuah foto yang menampilkan kehamilannya, yang ia unggah dengan tulus, justru dijadikan bahan serangan politik. Mendengar hal tersebut dari Tsamara Amany, ia mengungkapkan betapa membingungkan dan menyedihkan ketika foto pribadinya disalahgunakan untuk tujuan merugikan.
Riwayat pendidikannya menunjukkan mobilitas internasional sejak dini. Pada usia 12 tahun, setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SD Tarakanita II, ia melanjutkan studi ke Singapura di UWCSEA (United World College of South East Asia). Tak lama berada di sana, ia menyusul keluarga ke Swiss, di mana sang ayah bertugas sebagai Duta Besar Istimewa untuk Eropa bagian Utara dan Timur. Di College du Leman, Geneva, Swiss, ia menempuh pendidikan hingga jenjang SMA, bahkan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti sepak bola, di mana timnya berhasil meraih piala dan mewakili provinsinya di tingkat nasional.
Lulus SMA, Rahayu Saraswati diterima di Universitas Virginia melalui jalur Early Decision, dengan fokus studi pada Drama dan Peradaban Kuno (Yunani dan Roma), menunjukkan minatnya yang luas di bidang seni dan sejarah.
Kiprahnya di dunia hiburan juga patut diperhitungkan. Ia pernah membintangi film seperti 'Merah Putih Senja' (2009), 'Darah Garuda' (2010), 'Hati Merdeka' (2011) di mana ia juga berperan sebagai produser pendamping, 'Dream Obama' (2013) memerankan karakter Leticia, dan 'Gunung Emas Almayer' (2014) sebagai Taminah. Di layar kaca, ia turut memeriahkan program 'Talk Indonesia' sebagai ko-presenter (2010-2013) dan 'Hot Indonesia' (2014). Pengalaman teaternya pun terukir lewat pertunjukan 'Ariyah dari Jembatan Ancol' pada tahun 2023.
Penghargaan dan nominasi yang diraihnya menjadi bukti nyata dedikasinya. Ia pernah dinominasikan sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada tahun 2010 untuk film 'Merah Putih'. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai Best Actress di Bali International Film Festival pada tahun 2009, serta berbagai apresiasi lain seperti IT GIRL dari Lifestyle Prestige Magazine (2012), Young and Cool Entrepreneur dari SWA Magazine (2012), Influencer for Clinique (2012-2014), CMO Asia Woman Leadership Award (2017), Best Achiever in Woman Legislator Individual Category dari Women's Obsession Award (2018), dan dinobatkan sebagai salah satu dari 99 most Inspiring Women di Indonesia oleh Globe Asia (2019).
Dalam catatan sejarah elektoralnya, Rahayu Saraswati berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IV pada Pemilu 2014 mewakili Partai Gerindra. Meskipun pada Pemilu 2019 tidak terpilih di Daerah Pemilihan DKI Jakarta III, ia kembali membuktikan dukungannya pada Pemilu 2024 dengan meraih 52.932 suara. (PERS)

Updates.