POLITISI - Adian Yunus Yusak Napitupulu, lahir di Manado pada 9 Januari 1971, bukan sekadar nama di kancah politik Indonesia. Perjalanannya adalah cerminan perjuangan gigih seorang mantan aktivis yang kini mengemban amanah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejak 2014, ia mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V, menduduki posisi strategis di Komisi VII yang membidangi perindustrian, UMKM, ekonomi kreatif, pariwisata, dan sarana publikasi.
Kisah hidup Adian dimulai dari keluarga sederhana. Ayahnya, Ishak Parluhutan Napitupulu, seorang Pegawai Negeri Sipil di Kejaksaan Agung, kerap berpindah tugas ke berbagai kota. Pengalaman ini membentuk Adian kecil untuk beradaptasi dan memahami dinamika kehidupan di berbagai daerah. Kepergian sang ayah pada tahun 1981 saat bertugas di Kejaksaan Agung meninggalkan jejak mendalam dalam benaknya.
Pendidikan formalnya dilalui di Jakarta, dari SDN 01 Ciganjur, SMP Negeri 166, hingga SMA Negeri 55. Namun, semangat aktivismenya telah bergelora sejak masa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. Meskipun baru menyelesaikan studi sarjana hukumnya pada tahun 2007 akibat kesibukannya dalam berbagai kegiatan pergerakan, Adian tak pernah berhenti belajar dan berjuang.
Titik balik kehidupannya sebagai aktivis dimulai pada tahun 1991. Saat masih berstatus mahasiswa, ia memilih menjadi buruh di sebuah pabrik di kawasan industri Marunda demi membiayai kuliah dan membantu ekonomi keluarga. Pengalaman pahit menyaksikan perlakuan tidak adil terhadap sesama buruh, termasuk insiden jari terpotong dengan kompensasi minim, memicu api perlawanan dalam dirinya. Ia tak tinggal diam, mengorganisasi rekan-rekannya untuk mogok kerja dan demonstrasi. Aksi ini berujung pada penangkapan, interogasi keras, dan pemecatan tak hormat. Peristiwa ini semakin membulatkan tekad Adian untuk membela kaum papa.
Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) Jakarta, yang ia dirikan bersama kawan-kawan pada akhir 1996, menjadi wadah perjuangannya. Salah satu aksi nyata adalah pengorganisasian korban SUTET di desa Cibentang, Parung, Jawa Barat. Namun, aksi mulia ini justru berujung pada penganiayaan oleh aparat pada tahun 1997, sebuah pengingat pahit tentang beratnya perjuangan.
Di kampus, Adian aktif dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sejak 1992 dan mendirikan kelompok diskusi ProDeo pada 1994. Sebagai senat mahasiswa UKI pada 1995, ia semakin terlibat dalam pergerakan mahasiswa, termasuk demonstrasi solidaritas untuk Sri Bintang Pamungkas yang berujung pada penangkapan dan interogasi polisi.
Menjelang akhir Orde Baru, Adian mendirikan posko Pemuda Mahasiswa Pro Megawati pada 1996, menjadi garda terdepan penggalangan dukungan bagi Megawati Soekarnoputri. Saat penyerbuan kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996, ia memimpin perlawanan dari organisasi kampus dan luar kampus.
Nama Adian mulai diperhitungkan di tingkat nasional pasca-1998 dengan mendirikan Forum Kota (Forkot), sebuah wadah bagi 16 kampus di Jabodetabek. Bersama FKSMJ, Forkot menjadi salah satu organisasi mahasiswa pertama yang menduduki gedung DPR/MPR Senayan pada 18 Mei 1998, peristiwa yang mendahului lengsernya Presiden Soeharto.
Semangat pro-rakyat terus membara dalam dirinya pasca-Orde Baru. Pada 2009, ia mendirikan organisasi Bendera (Benteng Demokrasi Rakyat), yang dikenal dengan aksi protes dan mogok makan sebagai bentuk solidaritas bagi kaum buruh pada 2012.
Perjalanan karier politiknya dimulai dengan pendaftaran sebagai calon anggota DPR melalui PDI Perjuangan pada 2009, meski belum berhasil menembus Senayan. Namun, pada 2014, Adian Napitupulu akhirnya berhasil meraih kursi DPR dari Dapil Jabar V mewakili PDI Perjuangan.
Pada Pemilu 2019, Adian kembali terpilih untuk periode 2019-2024 di Dapil Jawa Barat 5, yang meliputi Kabupaten Bogor. Ia meraih 80.228 suara, bersaing ketat dengan politikus Partai Gerindra, Fadli Zon. Di tengah kesibukannya, Adian sempat mengalami serangan jantung pada Desember 2019, namun kondisinya membaik setelah mendapat penanganan.
Terbaru, pada Pemilu 2024, Adian Napitupulu kembali berhasil mengamankan kursinya di Dapil Jabar V dengan peningkatan perolehan suara menjadi 87.288, menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh. (PERS)

Updates.