Updates.
JAKARTA – Sebuah langkah monumental digagas oleh Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (DP KORPRI) Nasional untuk mengukuhkan komitmen perlindungan dan pemenuhan hak kesehatan perempuan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyambut hangat peluncuran Program Satu Juta Vaksin Kanker Serviks yang diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Inisiatif ini diharapkan mampu menjadi cerminan nyata dari keseriusan pemerintah dalam memperkuat ketahanan kesehatan seluruh lapisan masyarakat.
“Dari sisi kesehatan publik, program ini menjadikan ASN sebagai teladan nasional dalam pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV, ” ujar Menteri PPPA, Jumat (28/11/2025). Beliau menambahkan, “Program ini juga menunjukkan perlindungan negara terhadap perempuan sekaligus memperkuat keadilan gender dengan menempatkan laki – laki sebagai bagian penting dari solusi.”
Data dari Kementerian Kesehatan mencatat angka yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 36.000 kasus baru kanker serviks terdeteksi di Indonesia setiap tahunnya. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024 melaporkan bahwa populasi perempuan mendominasi sebesar 49, 9%, dan anak-anak mencapai 31, 7%. Angka-angka ini menegaskan urgensi penanganan kesehatan perempuan dan anak sebagai prioritas strategis untuk mewujudkan generasi yang unggul.
“Vaksinasi HPV adalah investasi jangka panjang karena kesehatan perempuan berpengaruh langsung pada kualitas keluarga dan generasi masa depan, ” tegas Menteri PPPA. “Program ini menunjukkan langkah pemerintah sebagai pelopor pencegahan kanker serviks dan diharapkan memicu efek berantai agar masyarakat ikut bergerak.”
Ketua DP KORPRI Nasional, Zudan Arif Fakrulloh, memaparkan bahwa Program Satu Juta Vaksin Kanker Serviks untuk ASN merupakan wujud nyata dari tugas organisasi dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan para pegawainya. “Kesehatan 5, 5 juta ASN dan keluarganya adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga, ” ungkap Zudan. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh 150 ASN dari berbagai kementerian/lembaga dan akan terus bergulir ke berbagai daerah hingga Februari 2026.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, turut menekankan pentingnya program ini sebagai upaya memberikan aset dan perlindungan bagi masa depan perempuan dan anak Indonesia. “Jika 90% perempuan dan anak di bawah 15 tahun mendapatkan vaksin HPV, maka pada tahun 2030 kita dapat mengeliminasi atau menurunkan angka kanker serviks hingga mendekati nol di Indonesia, ” ujarnya. “ASN yang sehat adalah aset negara yang akan bekerja lebih profesional dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat, ” tambahnya.
Dalam sesi Stadium General, Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menggarisbawahi tiga pilar utama dalam pencegahan kematian akibat kanker serviks: pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan. “Kanker serviks adalah penyumbang terbesar dalam angka kanker yang menyerang wanita. Jika terlambat dideteksi, risiko kematian dapat mencapai lebih dari 60%, ” papar Taruna. “Pencegahan menjadi langkah utama dan vaksinasi adalah satu-satunya cara. Vaksin HPV telah disahkan BPOM RI setelah melewati 3 tahap uji klinis untuk memastikan dosis dan keamanannya, ” pungkasnya. (PERS)
