Updates.
POLITISI - Sejak tahun 2014, nama Drs. Fadholi telah identik dengan perjuangan mewakili suara masyarakat di kancah politik nasional. Lahir pada 21 Januari 1960, politikus Partai NasDem ini telah menorehkan jejak panjang pengabdian di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama tiga periode berturut-turut. Sebuah pencapaian yang mencerminkan kepercayaan besar dari konstituennya di daerah pemilihan Jawa Tengah I, yang mencakup Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kota Salatiga, dan Kota Semarang.
Perjalanan karier beliau tidak serta merta mulus, namun penuh dengan dedikasi. Dimulai dari bangku pendidikan dasar hingga Strata-1 di Institut Agama Islam Negeri Walisongo (1982-1986), Fadholi telah dibekali fondasi pengetahuan yang kuat. Pengalaman organisasi yang beragam, mulai dari anggota PMII (1982-1987) hingga Ketua Forum Komunikasi Pemuda Masjid Salatiga (1989-1990), membentuk karakternya menjadi sosok yang peka terhadap aspirasi masyarakat.
Sebelum melangkah ke Senayan, Fadholi telah lebih dulu mengabdikan diri di tingkat daerah. Beliau pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga periode 2004–2009. Pengalaman ini tentu memberikannya pemahaman mendalam tentang dinamika dan kebutuhan masyarakat di akar rumput.
Masuk ke DPR RI sejak tahun 2014, Fadholi awalnya bertugas di Komisi IV. Namun, sejak tahun 2020, beliau mengalihkan fokusnya ke Komisi IX, sebuah penugasan yang menunjukkan adaptabilitas dan kesiapannya untuk berkontribusi di berbagai bidang strategis. Komisi IX sendiri membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, area yang sangat bersentuhan langsung dengan kesejahteraan rakyat.
Bagi saya, melihat perjalanan seorang politikus seperti Drs. Fadholi adalah sebuah pelajaran tentang konsistensi dan komitmen. Tiga periode di parlemen bukanlah waktu yang singkat. Ini berarti beliau telah menyaksikan dan turut serta dalam berbagai perubahan kebijakan yang berdampak pada kehidupan jutaan orang. Pengalamannya menjadi saksi bisu dinamika politik Indonesia, serta perjuangannya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat di Komisi IX, patut diapresiasi.
Keberadaan beliau di DPR RI, mewakili Jawa Tengah I, bukan hanya sekadar angka statistik. Di balik setiap keputusan dan kebijakan, ada upaya keras untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bagi masyarakat yang diwakilinya. Sebuah dedikasi yang patut menjadi inspirasi. (PERS)
