Updates.
POLITISI - Lahir di Desa Karang Anom, Lampung Timur, pada 12 Juli 1982, Chusnunia Chalim, atau yang akrab disapa Nunik, telah menorehkan jejak panjang dalam kancah politik Indonesia. Sebagai politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), rekam jejaknya membentang dari kancah legislatif hingga eksekutif, mewarnai dinamika pemerintahan di tanah air.
Perjalanan politik Nunik dimulai dengan bergabung menjadi kader PKB Jawa Tengah pada tahun 2004. Amanah langsung dipercayakan kepadanya sebagai Kepala Administrasi dan Keuangan Fraksi PKB di DPRD Provinsi Jawa Tengah (2004-2005). Pengalaman ini menjadi batu loncatan sebelum ia didapuk sebagai staf kepengurusan DPP PKB di Jakarta (2005-2008).
Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Nunik pernah diperbantukan sebagai staf khusus Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Indonesia Bersatu pada tahun 2007. Di sana, ia mengemban tugas sebagai Koordinator Zona di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, sebuah peran yang mengasah pemahamannya tentang pembangunan daerah.
Puncak karier legislatifnya diraih pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009, di mana Nunik terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Empat tahun kemudian, pada Pileg 2014, ia kembali mendapatkan kepercayaan publik untuk duduk di kursi parlemen hingga periode 2014-2019. Selama di DPR RI, Nunik aktif di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga, pariwisata, serta ekonomi kreatif.
Tak berhenti di Senayan, Nunik kemudian melangkah ke ranah eksekutif. Dua tahun menjabat sebagai anggota DPR RI, ia dipinang oleh Arinal Djunadi untuk mendampinginya dalam Pemilihan Gubernur Lampung 2018. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan visi yang sama, sebagai anak petani yang peduli pada nasib petani dan sektor pertanian.
Lahir dari pasangan KH Abdul Halim dan Kholisoh, Nunik mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di Lampung Timur dan Jepara. Latar belakang pendidikannya pun terbilang mumpuni, ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang pada tahun 2005. Tak berhenti di jenjang sarjana, Nunik melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Nasional (S2 Ilmu Politik, lulus 2011) dan Universitas Indonesia (S2 Kenotariatan, lulus 2014). Ambisinya untuk terus belajar membawanya menempuh pendidikan S3 di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebagai Wakil Gubernur Lampung sejak 12 Juni 2019 hingga 5 Oktober 2023, Nunik tak hanya fokus pada program pemerintahan. Ia juga memiliki perhatian khusus terhadap pelestarian alam dan pengembangan pariwisata. Keindahan alam Lampung Timur ia promosikan sebagai destinasi wisata internasional. Kegembiraannya terpancar saat enam anak gajah lahir di Taman Nasional Way Kambas selama dua tahun pertama masa jabatannya, bahkan salah satunya ia beri nama sendiri.
Tak jarang, Nunik menunjukkan sisi humorisnya dalam memimpin festival, seperti ikut bermain sepak bola dengan terong dan mengikuti kontes makan kerupuk, menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat dan semangat kebersamaan.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2020, total kekayaan Nunik mencapai Rp 10, 1 miliar, yang kemudian meningkat menjadi Rp 12, 2 miliar pada tahun berikutnya. Peningkatan ini terutama terlihat pada kas dan setara kas, meski aset tanah, bangunan, dan kendaraan mengalami sedikit penurunan. (PERS)
